Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Pagi ini

Pagi ini, ada orang-orang yang beradu mulut di pasar ada orang-orang yang duduk santai menyeruput kopi di tepi jalan ada orang-orang yang berkerumun di sekitar gerobak bubur ayam ada orang-orang yang berlari penuh peluh ada orang-orang yang menyerobot antrian minimarket ada orang-orang yang mempertanyakan harga barang yang mereka beli barusan ada orang-orang yang termangu menatap fondasi beton yang tak bergerak ada orang-orang yang menatap kosong ke arah bus-bus yang berlarian ada orang-orang berselimut sarung yang mungkin tak tahu apa yang ia akan kerjakan ada orang-orang yang terduduk di atas sepeda motornya, berburu harapan ada orang-orang yang kesal menunggu pengampunan ada orang-orang yang terjebak dalam obrolan dengan orang yang bahkan ia tak mengenalnya ada orang-orang yang bergelantungan di dalam bis transjakarta ada orang-orang yang bersiap-siap menumpahkan segala rencananya nanti malam ada orang-orang yang bercanda ria di dalam mobil yang terpaku di pinggir jal

Random Sunday

Entah kenapa, minggu siang ini saya tidak bisa tidur seperti biasanya. Beberapa hari yang lalu, setelah membeli laybag, saya jadi malas untuk tidur-tiduran di kasur Jadilah hari ini, Minggu siang yang tenang ini, saya duduk-duduk malas di atas laybag Sambil senyum-senyum sendirian membaca histori chat saya dengan Wina. Wina, mungkin sedang istirahat juga di rumahnya. Dia terlalu lelah seharian kemarin jadi saya tak enak untuk mengganggunya siang ini. Mungkin juga sedang merasakan  quality time dengan keluarganya. Jadi, saya tahan dulu rasa kangennya, setidaknya sampai sore nanti mungkin. Dan well , kucing pemalas di depan kamar saya malah sudah lebih dulu jatuh tertidur. Jadilah saya sendirian di Minggu yang tenang ini. Ditemani godaan adik bungsu saya di ujung telepon beberapa menit lalu. Setelahnya, saya kembali tersenyum-senyum. Hahahahaa. Di tengah senyum-senyum sendiri yang random, saya menuju komputer dan mencoba melihat isi harddisk saya. saya baru sadar, ada

Wonderful Smile

When I met her for the first time, she was sitting at the corner of the room The class was about to begin I always thought that it would be another-ordinary-evening However, It turned out to be not another-ordinary-evening She sat peacefully and I had no idea why her friend spoke out loud but then she smiled, a smile that changed everything since then I had seen many smiles in my life from many beautiful faces but that smile was different that smile stole my attention from that moment on that very smile kept me through that night Now here she is coming back from nowhere with her lovely smile a heartwarming smile a smile that I've been missing for a long time a powerful one And out of all sudden things that happened lately that smile hit me right in the place it belongs to and I'm no longer in sorrow, thanks to that smile and I'm no longer in exhausting loneliness she came just in time to make me smile as well I could stare at her face all night lon

A Brief Flashback

Jadi tadi malem masih browsing-browsing ceritanya pas ngeliat tab FB di browser, iseng-iseng lah kepikiran buat ngeliat timeline penasaran sebenernya kayak apa sih gua waktu masih awal-awal 20an dan hasilnya jadi bikin malu sendiri ternyata dulu gua update status sering banget ternyata banyak banget kata kasar di status gua ternyata banyak banget umpatan buat orang lain sampe-sampe semua kena sasaran kritik, gak terkecuali Tuhan *istighfar ternyata semua orang gak ada yang bener, cuma gua doang yang bener sehari bikin notes motivasi, besoknya bikin status caci maki ternyata gua tuh suka baca-baca epos revolusi yang anti-pemerintah gitu dan secara gak langsung berkontribusi  ngebikin kepribadian gua jadi meletup-letup gitu, jadi pemberontak parahnya, emang gua dari sononya udah emosian kali ya hahaha ya makin surem  dan gua baru nyadar sih orang-orang di lingkaran gua mungkin mulai jenuh sama perilaku gua gua nganggep gua cukup dewasa waktu itu, t

Untuk Wina

Kamu tetap cantik, kamu yang tercantik bagiku Kamu tetap manis, kamu yang termanis di mataku Kamu tak perlu khawatir dengan warna kulitmu, sayang karena bukan itu alasan aku memujamu Kamu tak perlu khawatir dengan bobot badanmu, sayang karena bukan itu alasan aku bertekuk lutut di hadapanmu Tak peduli orang bicara apa, kau yang duduki singgasananya Tak peduli orang meracau meneriakkan cela, kau yang pegangi mahkotanya Senyummu, Tawamu, Candamu Berikan warna di depan kelopak mataku Menenangkanku, membuat aku lupa pekatnya asap knalpot ibukota membuat aku lupa kentalnya tumpukan perkara Jangan hiraukan orang-orang yang menjauhimu, menakutimu Ada aku yang selalu bersebelahan denganmu Kau tidak sedang dan tidak akan pernah sendiri, sayang Tetaplah tersenyum seperti itu, tetaplah tertawa seperti itu Tak sesenti pun cintaku menjauh darimu Di Jakarta, 4 Desember 2016