Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Perjalanan ke Inggris: Chapter 1 - Paperwork

Gambar
Image courtesy: Wikimedia Commons Alhamdulillah . Akhirnya tiba juga untuk berangkat studi ke Inggris setelah hampir setahun tertunda akibat pandemi. Meski pandeminya sendiri belum berakhir, Saya dan Istri memutuskan tidak akan mengajukan penundaan kembali. Dengan demikian, dimulailah perjalanan yang penuh tantangan, tawa dan air mata untuk sekedar menapaki jalan ke Inggris. Tulisan ini akan kami bagi menjadi beberapa part  untuk memudahkan pembaca mengambil nilai dan referensi. Hal ini didasari atas pengalaman Kami yang ternyata cukup kesulitan untuk mengkompilasi daftar persiapan-persiapan apa saja yang perlu diurus dalam memulai perjalanan ini. Silakan dinikmati dan dicermati. Kritik dan saran, juga pertanyaan, akan dengan senang hati kami terima.         Chapter 1: Paperwork       Dari hasil penelusuran Kami, banyak sekali berkas-berkas yang harus dipersiapkan untuk dapat memulai perjalanan ini secara tertib administrasi. Mulai dari pengurusan paspor dinas (selaku ASN) hingga visa

Unek-unek: 20 September 2021

Capek sekali ya disalahkan atas banyak hal. Mulai dari beli masker yang ga sesuai, booking hotel yang gabisa-bisa, hotel yang ga bagus, makanan haram yang terselip di menu, dll. Bukan tangan midas. Jadi apa-apa yang coba dikerjakan berbalik nyiprat  ke diri sendiri. Yang penting udah usaha maksimal, kalau masih ada kesalahan, memang itu murni keterbatasan diri. Harap maklumi. Tapi sama sekali ga ada niat bikin celaka, sengaja ngejatuhin atau apapun. Ya tapi kalau ditangkapnya lain, silakan. Berpasrah diri aja. Gabisa nulis di medsos gara2 terlalu rame. Mending ditulis di sini aja, lebih sepi. Ga bisa ngomong langsung juga, karena takut makan hati. Buat yang liat, anggap aja angin lalu, langsung skip ke lapak sebelah. Ditulis di sini sebagai penyaluran, biar bisa tetep waras. 20 September 2021

Udara di Kamar

Berkebalikan dengan Raja Midas yang meletakkan sakti pada tangannya, tangan hamba yang berjelaga debu dan minyak tanah menumpahkan segala hal yang hendak disentuhnya. Rasa iba dan kasihan yang menyeruak muntah lalu dimamah dengan cepat. Rasa sesak yang ditelan bulat-bulat menghempaskan napas yang berat dan tumpah di jalanan yang ramai dengan mobil yang berlalu-lalang. Serta evaporasi kenanaran yang menjuntai bergelantungan di langit yang biru namun mendung. Topeng keriangan yang pelan-pelan retak namun tetap tegar menempel pada muka yang hancur. Roda-roda tetap berputar, lampu-lampu tetap menyala. Serakan lara yang berantakan di atas aspal jalan yang dingin, diacuhkan seolah tak ada. Fenomena yang sama terus berulang ditutup oleh tirai-tirai pengampunan dan maaf yang memadamkan asapnya. Ruang-ruang dada yang kapalan, mata penat yang lesu dan berat. Topeng tetap dipakai walau retakannya kian lebar. Dipaksakan hingga entah kapan akan terjatuh berpencar. Bangunlah, demi pertunjukan yang s