Malam Dingin

Malam ini, rasa kantuk yang berat sedari tadi datang hinggap, seketika sirna
berganti dengan rasa sedih dan penat yg membuncah
dada terasa sesak, air mata satu-satu mulai menyeruak
saya tahu memang saya semelankolis ini
katakanlah saya aneh dan lembek.
Tapi, memang rasa takut akan kehilangan yang datang menghantui seolah mencengkeram kerah baju saya dan mendorong saya kembali ke jurang yang sama
berkata-kata pun tak bisa
hanya ada rasa takut, angin malam, dan kekosongan tatapan
yang sekali-kali berganti dengan suara isak menahan sesak di dada

kiamat kecil yang mengintai siap menyapa sewaktu-waktu
membuat segala rasa nikmat tercabut dari makanan apapun
membuat tidur hanyalah sekedar membaringkan tubuh
namun kepala dan dada penuh sesak dipenuhi dengan hal-hal yang menakutkan

tak ada yang mengerti rasa sayang yang saya miliki, kecuali diri saya sendiri
kadang saya turut pula mengasihani diri saya sendiri
mengapa harus seperti ini
mengapa se-emosional ini

kacamata yang berembun tak menolong apapun
air mata mengering pelan-pelan
namun rasa takut yang datang membuat saya tetap terjaga
tak peduli bayangan akan amarah atasan dan orang-orang di tempat kerja
jikalau senin sampai jumat saya menahan sakit dikata-katai
cukuplah sabtu dan minggu penawar saya
cukuplah sibakan rambut dan wajah lugunya yang menyembuhkan perih saya

***

sayang sekali sama Teta.

Riki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta dan Cerita di Balik Lagu-lagu OASIS

Bandung

Sandwich Generation My Ass