Predestination: Mindblown!

Predestination
(Courtesy: https://www.yifysubtitles.com)
Jadi sebenernya weekend ini, gua udah niat banget pengen nonton seharian. Tapi, rencana nonton dari pagi harus ketunda soalnya gua tergoda banget main Call of Duty: Modern Warfare paginya sampe sekitar jam 11an. Nah, karena udah bosen ngeliat Captain Price ama MacTavish mulu dari senin kemarin, akhirnya gua quit dan mutusin buat nonton. Kebetulan juga, malemnya gua sempet liat beberapa post tentang film Predestination (Imdb: 7.4/10) di 9gag and they spoke highly about that film. Having seen those recommendations that night, I decided to give it a try and this post will share exactly the same excitement (and a little bit complication) to you guys.

Sebenernya ini film udah lama ngendap di harddisk gua dan gua juga udah sempet liat trailer ama sedikit snapshot filmnya. Tapi, entah kenapa gua ga tergerak sama sekali buat nonton film ini. Sampe akhirnya, as I told you earlier, sebuah post di 9gag menyandingkan film ini sama Memento, The Prestige sama Inception – of which I consider as some of the most mindf**k film of all time – yang dibikin sama Nolan. Gua aga ragu sebenernya sama Predestination ini soalnya gua liat dari sisi sutradaranya (The Spierig Brothers – Daybreaker) dan cast-nya (Ethan Hawke –Boyhood-, Sarah Snook –Jessabelle-, Noah Taylor –Almost Famous-) amat sangat tidak menjanjikan di awal. It’s not that they were bad actors and actress and bad directors, but the composition itself seemed not as promising as Nolan’s line up when Memento started filming. In addition, The Spierig Brothers’ previous breakthru’, Daybreaker, was a mediocre film. That’s why I didn’t set my expectation bar too high for this film.

Ethan Hawke in Predestination
(Courtesy: http://www.youtube.com)
Mengejutkannya, hasilnya ternyata di luar perkiraan gua. Angle-angle pengambilan gambarnya terlihat lebih mature daripada Daybreaker. Tone warnanya juga seolah-olah klop dengan ceritanya yang sedikit kelam. Ethan Hawke was good as he always did –He should be. He’s an oscar nominee for God sake-. But, what shocked me the most were the plot that twisted my mind and the Sarah Snook’s performance of which she could manage to display a convincing role as a transgender.

Sarah Snook (Jessabelle) in Predestination
(Courtesy: http://io9.gizmodo.com)
Gua ga akan review filmnya gimana karena film-film tipe kayak gini (time-travel, non-linear storyboard) terlalu sayang untuk di-reveal karena membuka lebar jalan untuk terjadinya spoiler hehehe. Tapi, menurut gua dengan nonton film ini, wawasan lu soal time-paradox concept dan endless time loop bakal sedikit bertambah dengan sajian yang gak biasa ini. Film ini ga seperti kebanyakan film time travel yang mengajarkan kita tentang konsekuensi rusaknya tatanan waktu karena perubahan kejadian di suatu titik waktu tertentu. Film ini membawa 2 premis (menurut gua). Premis pertama, bagaimana sebuah kejadian di masa depan dapat juga menyebabkan distorsi di masa lalu. Kedua, uniknya, distorsi apapun di setiap posisi waktu tertentu tidak akan mengubah apa-apa karena pada akhirnya kita menyadari kita tidak (atau belum) memiliki kuasa atas dimensi waktu. Selain itu, film ini juga bisa jadi display yang sempurna tentang sebuah siklus murni tentang kesendirian, keberadaan, ketiadaan, tujuan hidup dan mungkin, mungkin tentang bagaimana menjalani hidup sebagai seorang outsider baik dalam arti sempit di lingkungan kita maupun dalam arti yang lebih global: kehidupan itu sendiri.

Overall, it was an astonishing movie and it could be the stepstone for the Spierigs and Sarah Snook to move to the higher level of their career as a director and an actress respectively. As for Ethan Hawke, this film just prolong his achievement in terms of starring outstanding movies.

Saran gua, buat yang belom nonton, Tonton. Keren. Asli.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta dan Cerita di Balik Lagu-lagu OASIS

Bandung

Sandwich Generation My Ass