Confession in the Morning

Kau tak pernah tahu tiap minggu, waktu yang kutunggu adalah berjalan bersamamu
Aku tak peduli dengan apa yang terjadi dari Senin sampai Jumat
Tak peduli apakah mutasi keramat jatuh di hari Jumat
yang ada di pikiranku hanya ingin bersama kamu di hari Sabtu atau Minggu

Ketika berjalan bersamamu, aku tak peduli dengan sikapku yang berubah menjadi kekanak-kanakan
Aku ingin menjadi jujur di sampingmu
menatap wajahmu yang entah kenapa tak bisa hilang bertahun-tahun lamanya
menatap behelmu yang menjadikanmu manis sekali tiap sore
menyeka keringatmu dan membelai rambutmu adalah rutinitas favoritku yang baru
mataku, oh ya mataku, tak bisa lepas dari wajahmu
apalagi ketika kau tersenyum sayangku, untuk sepersekian detik, lidahku kelu
melukiskan kecantikanmu dengan algoritma apapun

Aku tahu ini mungkin membuatmu bosan
tapi aku sungguh tergila-gila denganmu
bukan, bukan cuma ingin sebentar denganmu
aku ingin bersamamu, seperti yang sering kukatakan, di sini ataupun di sana
saat ini ataupun nanti

Kini yang ada di dalam tiap mimpiku hanyalah wajahmu
Kini yang ada di dalam tiap anganku hanyalah senyummu menyambutku sebagai suamimu
Aku ingin kau menjadi istriku
Aku ingin menua bersamamu
Aku ingin kita tertawa bersama menyaksikan anak-anak kita tumbuh dewasa
Mungkin pikiranku yang terlalu jauh,
tapi tak ada yang lain yang bisa aku pikirkan selain membayangkan kebersamaan denganmu

Kau tak mengerti betapa cantiknya engkau untukku
tak peduli seberapa sering kau berkata tentang berat badanmu
tak peduli berapa kali tisu ku keluarkan untuk menyeka keringatmu
di mataku, engkaulah yang paling anggun
tak peduli orang bilang apa
aku cuma inginkan kamu

Maafkan aku yang cemburu,
aku cuma terlalu sayang kepadamu,
aku cuma takut kau pergi dengan orang lain membawa hatiku yang tertinggal di tanganmu
cuma kamu, yang bisa membuatku menangis dan tertawa dalam waktu yang sama
cuma kamu, yang bisa membuatku sujud lebih lama
menyerah dan menghamba pada-Nya
merengek pada-Nya untuk menjadikan engkau sebagai pendampingku selamanya

meminjam lirik Payung Teduh:
sudilah kau menjadi istriku

Ps:
I love you more than I love myself.

Sincerely,
Your long-life admirer, lover, huge fan

Riki Akbar



Bonus:
Payung Teduh - Akad (hahahahaha)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta dan Cerita di Balik Lagu-lagu OASIS

Bandung

Sandwich Generation My Ass