Malu menjadi Indonesia?

Saya kecewa dengan beberapa teman saya yang kuliah di Inggris
mungkin tidak akan saya sebutkan namanya di sini
saya, secara pribadi kecewa, dengan pernyataannya.
menyatakan malu menjadi Indonesia karena sikap dan perilaku buruk (segelintir) orang-orang Indonesia
saya benar-benar menyayangkan pernyataan itu keluar dari mulut seorang yang saya kira memiliki
filter tepat untuk beropini mengingat intelektualitas yang dia miliki tidak diragukan lagi
tapi saya benar amat kecewa dengan perspektif yang dia kemukakan
namun saya menghargai, apapun itu, adalah pendapat pribadinya
dan dia berhak berbicara apa yang menurut dia benar
saya hanya ingin mengkritik di sini


well, menurut saya tindakan dia memukul rata perilaku buruk
segelintir orang Indonesia setidaknya seperti menepuk air di dulang
yang terpercik air tentulah muka sendiri
so, dengan kata lain
premis generalisasi yang dia kemukakan
tentu saja kontradiktif dengan efek dari premis yang dia kemukakan
sama saja sebenarnya dia merupakan bagian dari entitas Indonesia yang berperilaku buruk
so, kalo dia membaca blog ini
saya dengan rendah hati mempersilakan untuk meninjau kembali metodologi penarikan kesimpulan
atas premis-premis berkaitan
yang mungkin bisa kita pelajari di mata kuliah logika matematika.

Jika premis p : Setiap orang Indonesia melakukan perilaku buruk tersebut
dan premis q: Teman saya ini adalah orang Indonesia

so, dari kedua premis di atas
kita dapat melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan modus Ponens
yang akan menghasilkan kesimpulan:
Teman saya melakukan perilaku buruk tersebut

Fantastis? Biasa saja sebenarnya
oleh karena itu saya amat menyayangkan pernyataannya yang secara matematis
dapat kita sebut sebagai Premis Tidak Valid

Apa jadinya ketika kita mengeneralisasi seperti itu?
well, kalau saya boleh menyarankan, silakan lepaskan paspor Indonesia anda
dan segera berganti paspor dengan paspor negara lain.
Dia menyatakan malu menjadi orang Indon (Bahkan dia menyebutnya dengan Indon!)
dan masih memegang paspor Indonesia
dan masih memegang hak-hak proteksi sebagai WNI
anda dapat simpulkan sendiri apakah dia seorang Hipokrit?
Dalam kasus ini saya lebih suka berasumsi dia tidak mengerti apa yang dia katakan
tapi dengan statusnya sebagai Mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di Inggris
yang mana syarat akademis untuk menyandang gelar tersebut merupakan syarat yang tidak main-main
maka asumsi saya menjadi tumbang, dan akan menghasilkan interpretasi
interpretasi, banyak interpretasi

Apa jadinya kalau dulu pahlawan kita malu menjadi Indonesia
ketika melihat saudara setanah airnya membelot  kepada pihak Belanda?
Mungkin saya, anda, teman saya ini, kita semua masih memakai karung goni
dan bekerja pertambangan secara tidak manusiawi
untuk membangun jalur Anyer-Panarukan
atau mungkin akan berakhir sebagai manusia penambang (disebut manusia rantai) di Sawahlunto
Apa jadinya? Dapatkah anda membayangkannya?

So, Let's think again
Now, should we feel ashame to be an Indonesian?
Let's think again.
Then Why don't you change your nationality right now
if you are more more proud to be an English or an American or a French?
Please, think again
Nationalism is just like we love someone
love with no conditions at all
no matter how bad your national government treat you
just think what you can do for your country
just exactly what John F. Kennedy said years ago
so, please think again
just don't forget where you come from
just don't forget your root

please, think again

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta dan Cerita di Balik Lagu-lagu OASIS

Bandung

Sandwich Generation My Ass