Tugas Biadab

Dua minggu terakhir ini memang minggu 'neraka'. Bagaimana tidak, ribuan tugas datang bertamu tanpa tahu malu. Tugas RAI dan proposal TA yang tidak disangka-sangka harus dikumpulkan Jumat minggu ini. Pemilihan waktu yang sempurna. Sempurna pusingnya, sempurna tuntasnya. Tuntasnya? ternyata tidak. Karena kurang dari 4 hari berikutnya saya harus berhadapan dengan UTS. Saya mulai berpikir kiamat mulai terasa dekat mengingat waktu yang melenggang tanpa ampun meninggalkan kita. Setidaknya itulah pikiran (konyol) saya. 

Jadi, dengan kenyataan bahwa pengumpulan proposal harus disertai dengan lembar assesment  yang menjadi bukti bahwa saya telah berkonsultasi setidaknya sebanyak 3 x kepada dosen-dosen IF, maka saya benar-benar terpaku. Dosen yang saya pikir paham mengenai topik TA saya ternyata telah menutup kuota konsultasi. Luar biasa. Ke dosen mana nih saya mesti konsultasi?

Kenyataan lain ialah saya terpaksa mengganti algoritma yang sesuai dengan metode penelitian yang akan digunakan pada TA. Tragis. Pergantian menjelang detik-detik akhir pengumpulan. Keadaan ini menyebabkan saya sibuk bergerilya mencari referensi. Sulitnya minta ampun. 

Kenyataan lain lagi ialah : saya males. Bagus, penyakit lama kambuh di saat yang tidak tepat. Bagus.

Semua terasa mengalir begitu saja. Mengalir benar-benar mengalir begitu saja. Saya benar-benar pasrah soal ini. Saya harap judul saya diterima dan tidak ada pergantian judul lagi. Judul ini pun sebenarnya membutuhkan kekuatan otak yang diforsir habis selama seminggu sebelum bertemu dengan judul ini. 

Ya. Mungkin inilah takdir mahasiswa tingkat akhir. Nasib ya nasib.

Komentar

  1. nasib gan, tapi kalo udah lulus terasa legaaaaa.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta dan Cerita di Balik Lagu-lagu OASIS

Bandung

Sandwich Generation My Ass