Predestination: Mindblown!
Predestination (Courtesy: https://www.yifysubtitles.com) |
Sebenernya ini film udah lama
ngendap di harddisk gua dan gua juga
udah sempet liat trailer ama sedikit snapshot filmnya. Tapi, entah kenapa gua
ga tergerak sama sekali buat nonton film ini. Sampe akhirnya, as I told you earlier, sebuah post di
9gag menyandingkan film ini sama Memento, The Prestige sama Inception – of which I consider as some of the most mindf**k
film of all time – yang dibikin sama Nolan. Gua aga ragu sebenernya sama
Predestination ini soalnya gua liat dari sisi sutradaranya (The Spierig Brothers – Daybreaker) dan cast-nya (Ethan Hawke –Boyhood-, Sarah Snook –Jessabelle-, Noah Taylor –Almost Famous-) amat sangat tidak menjanjikan
di awal. It’s not that they were bad
actors and actress and bad directors, but the composition itself seemed not as promising
as Nolan’s line up when Memento started filming. In addition, The Spierig Brothers’ previous breakthru’, Daybreaker, was
a mediocre film. That’s why I didn’t set my expectation bar too high for this
film.
Ethan Hawke in Predestination (Courtesy: http://www.youtube.com) |
Mengejutkannya, hasilnya ternyata
di luar perkiraan gua. Angle-angle
pengambilan gambarnya terlihat lebih mature
daripada Daybreaker. Tone warnanya
juga seolah-olah klop dengan ceritanya yang sedikit kelam. Ethan Hawke was good as he always did –He should be. He’s an oscar
nominee for God sake-. But, what shocked me the most were the plot that twisted
my mind and the Sarah Snook’s performance of which she could manage to display a
convincing role as a transgender.
Sarah Snook (Jessabelle) in Predestination (Courtesy: http://io9.gizmodo.com) |
Gua ga akan review filmnya gimana karena film-film tipe kayak gini (time-travel, non-linear storyboard)
terlalu sayang untuk di-reveal karena membuka lebar jalan untuk terjadinya spoiler hehehe. Tapi, menurut gua dengan
nonton film ini, wawasan lu soal time-paradox
concept dan endless time loop
bakal sedikit bertambah dengan sajian yang gak biasa ini. Film ini ga seperti
kebanyakan film time travel yang mengajarkan kita tentang konsekuensi rusaknya
tatanan waktu karena perubahan kejadian di suatu titik waktu tertentu. Film ini
membawa 2 premis (menurut gua). Premis pertama, bagaimana sebuah kejadian di
masa depan dapat juga menyebabkan distorsi di masa lalu. Kedua, uniknya,
distorsi apapun di setiap posisi waktu tertentu tidak akan mengubah apa-apa
karena pada akhirnya kita menyadari kita tidak (atau belum) memiliki kuasa atas
dimensi waktu. Selain itu, film ini juga bisa jadi display yang sempurna tentang sebuah siklus murni tentang
kesendirian, keberadaan, ketiadaan, tujuan hidup dan mungkin, mungkin tentang
bagaimana menjalani hidup sebagai seorang outsider
baik dalam arti sempit di lingkungan kita maupun dalam arti yang lebih global:
kehidupan itu sendiri.
Overall, it was an astonishing movie and it could be the stepstone for
the Spierigs and Sarah Snook to move to the higher level of their career as a
director and an actress respectively. As for Ethan Hawke, this film just
prolong his achievement in terms of starring outstanding movies.
Saran gua, buat yang belom
nonton, Tonton. Keren. Asli.
Komentar
Posting Komentar