15 Agustus yang Beku
Teta istriku, tiap tetes air mata adalah hal yang normal tiap tetes air mata di pipimu membangkitkan keharuan yang meledak-ledak dalam diriku kuredam demi terlihat kuat di depanmu di depan ragamu yang bergetar mengantar papa pergi Teta istriku, menangislah menangislah untuk meringankan beban yang tercekat di tenggorokanmu menangislah untuk membuang duka yang membuncah di pelupuk matamu menangislah demi menjadi manusia biasa Teta istriku di balik duka kehilangan orang yang tak mungkin kugantikan kutawarkan cinta yang sederhana cinta yang cukup menjadi penawar dari danau dukamu yang tak terbendung cinta yang menghangatkanmu ketika dingin menyergap cinta yang menyelimutimu dari langit-langit kamar papa yang menjatuhkan kenangan Teta istriku ketahuilah kehilangan itu menyakitkan tapi kelak kita semua akan berkumpul di tempat yang terbaik semua hanya masalah waktu maka kutawarkan sedikit air yang menjernihkan pikiranmu air yang menghapus amarah dan pekik racauan kesakitanmu aku dan Fat...